Paliare Ritual Tolak Balak, Diikuti 1.186 Jiwa
NASAL – Tradisi Paliare yang dilakukan setiap 10 Muharam di Desa Muara Dua Kecamatan Nasal digelar, Sabtru (29/8). Pada tahun 2020 ini ada 1.186 jiwa mengikuti acara ritual tolak balak warga yang berasal dari Suku Semende itu. Hal ini diketahui dari jumlah Lemang yang disajikan dalam acara tersebut. Setiap warga yang mengikuti Ritual Paliare ditandai dengan hidangan Lemang sebagai makanan tradisional, satu orang satu batang. Selain warga setempat, warga di luar desa boleh mengikutinya, asalkan bersuku Semende. Untuk kali ini, warga Desa Muara Dua yang menyajikan Lemang 803 jiwa, warga Air Palawan 343 orang, Suku Tiga 38 jiwa dan Desa Tanjung Beringin Kecamatan Maje ada 4 jiwa. Tujuan kegiatan ritual Palirae ini sebagai bentuk tolak balak dilakukan pada tahun baru Islam. Pada penghujung acara, diadakan pengambilan air limau (jeruk, red) yang telah dijampi sepuh – sepuh desa. Warga berebutan untuk mengambil air ini untuk mendapatkan berkah. Psj Kades Muara Dua Fatimah, S.Sos mengatakan, kegiatan memang ritual tahunan warganya. Ritual Paliare ini secara tidak langsung menjadi sensus warga setempat. Sebab setiap warga wajib menyiapkan satu batang Lemanh setiap jiwanya. Lemang ini dikumpulkan setiap keluarga di lokasi yang ditentukan. “Selanjutnya dilakukan acara ritual, mulai membacakan sejarah terdahulu dari nenek moyoang sampai pembacaan ritual air jeruk. Air jeruk ini nanti diambil warga karena diyakini mengandung berkah,” sebutnya. Pada intinya, sebut Fatimah, menyerahkan semua urusan ke tuhan yang maha kuasa. Supaya warga setempat dilindungi dari mara bahaya. Serta diberikan kesehatan dalam aktivitas keseharian. Sehingga menjadikan warga lebih maju dalam semua bidang. Dengan demikian menjadi warga hidup makmur. “Tradisi ini sudah ada dari turun temurun. Bagi warga desa kami ini adalah kegiatan sakral yang harus tetap dilaksanakan setiap 10 Muharam,” jelasnya. Terpisah, tokoh masyarakat setempat Anshori (36) menyebutkan, bagi mereka acara Paliare ini upaya untuk melakukan permohonan penolakan balak pada tahun yang akan dihadapi. Dengan tujuan, supaya semua aktivitas warga mendapatkan berkah. Sehingga semua usaha itu bisa meningkatkan tarap hidup mereka. “Ini memang tradisi tahun di desa kami. Tapi perlu diketahui, tradisi ini mengandung makna besar permohonan warga untuk diberikan berkah dari Allah,” ujarnya. (mrn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: